Saturday, December 31, 2011

Menghitung Detik-Detik... Tahun Baru.

Tahun baru..
7 Jam lagi gue bakal mendengar riuhnya suara celotehan terompet, ledakan mercon, dan percikan kembang api di luar sana. Seperti gambar di bawah ini, perayaan tahun baru di sekitar rumah gue tahun lalu:

Fantastis.

Oke, gue cuma pengen mengucapkan HAPPY NEW YEAR lebih awal




Selamat Tahun Baru, kawan!

Kenapa gue ucapin tahun baru sore-sore gini?
Soalnya malam ini gue harus ngejual habis terompet-terompet sebanyak ini.

Curahan hati seorang pedagang terompet asongan.

Yang jelas perayaan tahun baru gue nggak pernah se-spesial  dan segaul yang kalian bayangkan. Gue mentok ngerayainnya hanya dengan bakar-bakar. Bakar rumah, bakar sekolah, dll. Walaupun begitu, nggak ada salahnya gue bersyukur. Di saat menjelang penutupan tahun 2011 ini, gue masih bisa diberi kesempatan buat menjalani hidup di tahun-tahun kedepan. 

Marilah menutup lembaran yang lama, dan membuka lembaran yang baru. Lembaran dimana kita bisa lebih baik daripada lembaran-lembaran sebelumnya :) 

Salam hangat,
Arsya Javidiar

Thursday, December 29, 2011

The Long Road Towards Our Victory.

Untuk menuju sebuah kemenangan, diperlukan perjuangan besar yang tak kenal lelah dan henti.
Tarkas tahun ini sangat menegangkan. 

Hari pertama----


Babak penyisihan. VOC melawan anak kelas X-8. 

Pressing intens terhadap salah seorang pemain X-8
dilakukan oleh Jave, nomor punggung 5. 
Ini lagi futsal ato joget salsa?

Dan babak penyisihan melawan X-8 berakhir dengan perolehan skor VOC (10) - (0) X-8.

Hari kedua.----


VOC berhadapan dengan XII - IA 1, yang mempunyai julukan "Googles".
Googles ini mempunyai kiper bertangan magnet; Boss, sebutan kiper andalan mereka. Walaupun begitu, VOC tak pernah gentar. Pertandingan berlangsung dengan seru. Di menit-menit akhir,Voc memperoleh 3 angka dan sempat kecolongan 2 angka akibat sempat terjadi miss-komunikasi. Dan akhirnya, pertandingan pun berakhir dengan perolehan score VOC (4) - (2) Googles.

Selebrasi Voc setelah membobol jaring gawang googles.

Hari ketiga----

Akhirnya ini lah saat-saat yang ditunggu. Menjelang babak perempat final, VOC berhadapan dengan team yang berat, XII IA 4 atau bisa juga disebut : Scoopy! Team yang selalu meletakkan motor scoopy putih di belakang gawang nya itu sempat membuat VOC terdesak di menit-menit awal. Pertahanan mereka sangat kuat, hampir seperti tembok Berlin. Selain itu, Scoopy memiliki kiper yang susah ditembus dan ngerti mau dibawa kemana bola kita. Kayak lagunya hijau daun. Scoopy juga memiliki striker powerful bernama Hamim. Babak pertama berakhir dengan skor 0 - 0

Rama mengontrol bola, mencoba menghindari pressing dari Hamim.
Ayo jebolkan gawang Pitik!!

Akhirnya keadaan pun berbalik di menit akhir, Rama berhasil menyelamatkan VOC dari kedudukan seri dengan goal yang sudutnya cukup susah dijangkau oleh pitik. Gue yang gak ikut main, langsung lari-lari  kegirangan ke tengah lapangan, ngasih selamat ke anak anak VOC saking deg-deg annya nungguin hasil pertandingan di bangku cadangan. Pertandingan kali ini dimenangkan oleh VOC dengan perolehan score 1-0.

Hari keempat---Semi-Final


Atmosfer di sini semakin kuat, semakin ganas daripada hari-hari yang sebelumnya. Menghirup udara di sekitar lapangan rasanya bikin aliran darah bergejolak, saking semangatnya. VOC masuk perempat final!! Kami ketemu dengan XII - IA 3 dengan sebutan, The Myth *dibaca demit/setan*. Dan  bener aja, permainan anak Demit juga kayak setan kesetanan (kayak salah satu judul produk film horror lokal gagal). Kelas ini adalah kelasnya cewek gue, Dea, dimana ketika gue mampir ke kelasnya, gue sempet diancam sama temen-temennya

'Ayo syaa, kalo kelas mu ngalahin kelas kita, kamu putus yah sama Dea.' ancam salah satu temennya.
'Iya sya, ato kamu nggak boleh mampir kesini lagi nemuin Dea.'
'Yahhh, jangan doongg :( .' Jawab gue, sambil ngerengek.
Tentu saja ancaman ini ancaman klasik, dan kurang adil. Pulangnya gue langsung mandi, termenung di bawah siraman shower.

Pertandingan pun dimulai. Hampir sama saat melawan Scoopy, sama-sama berat dan sempat berujung seri. Berlangsung dengan sengit dan tak ada goal sama sekali di menit awal. Namun kali ini VOC diselamatkan oleh Sihok, yang mencetak 1 goal. Sehingga menghantarkan tim futsal gue ke babak yang ditunggu-tunggu.

FINAL---


Akhirnya, bagaikan kemarau 1000 tahun yang terhapus oleh hujan satu hari, hilang sudah penyesalan setahun yang lalu.. Kali ini VOC bisa berjuang sampai di titik akhir, babak final, babak yang sudah ditunggu-tunggu!! VOC bertemu dengan XII IA7.

Ini nih wajah-wajah para finalis (walaupun nggak keliatan). 
Sungkem sebelum tanding.

Permainan mereka cenderung defensive dan mengandalkan counter attack. Dan pertahanan mereka emang beneran kuat. Dibantu oleh striker andalan mereka, Ndok dan Aris, mereka mampu menunjukkan permainan yang sangat cepat di saat yang tepat. Di final, gue turut turun kaki. Di sini, gue ditugaskan ngepress Yoga, pria berwajah gahar berbadan lebar. Bukannya futsal, gue malah gulat sama Yoga. Agaknya, gue membuka forum dalam sebuah forum.

Akhirnya, pertandingan kali ini dimenangkan oleh VOC, dengan score 5-1.
Ini adalah saat-saat paling membahagiakan bagi anak-anak IPS 2, akhirnya bisa mencium trophy simbol kemenangan yang dinanti-nanti. Ini dia trophy nya:

Boong deng.

Nah, ini dia penyerahan trophy secara simbolis oleh Pak Kepala Sekolah tercinta, Pak Ponadi Abdullah.

We are the champion, my friends. ♫ 

Perjuangan Sebelum TARKAS

Gue lagi semangat-semangatnya main futsal. Keringet yang gue keluarkan enggak sebanding dengan seru nya permainan bareng anak-anak sekelas. VOC (Viva Social Two), terdiri dari 9 pria beranjak dewasa yang penuh dengan semangat dan tekad kuat layaknya api yang sedang berkobar di tengah hamparan lapangan hijau.
Kebakaran dong.


ini nih full-team nya VOC.

Tim futsal gue sering banget mengadakan pertandingan dengan tim futsal kelas lain di seluruh SMAN 1 Sidoarjo. 

         "Singa yang lapar harus selalu berburu rusa agar insting liarnya tidak hilang"

Begitulah kurang lebih kutipan dari salah satu temen gue, yang dengan sotoynya mengaitkan futsal dengan Discovery Channel.
Tapi kalo dipikir-pikir, emang bener juga. Kalo kelas gue jarang cari lawan buat tanding, skill futsal kami bakalan kaku dan berujung seperti layaknya sebuah kolor berenda-renda, jarang dipakai cowok.

Beberapa hari yang lalu, sekolah gue mengadakan Tarkas (Turnamen Futsal Antar Kelas). Yang tentu saja wajib diikuti oleh semua angkatan, dari kelas 10 sampe kelas 12. 
VOC, yang tahun lalu sempat kandas di semi-final setelah berhadapan dengan musuh berat, XII-IPA (yang tahun ini udah alumni), optimis banget untuk memenangkan turnamen ini. Bagaimanapun mental juara, mutlak diperlukan untuk bermain baik di pertandingan apapun.

Satu bulan, bukan waktu yang cukup panjang untuk berlatih dan berlatih. Bagi gue, yang cemen banget masalah futsal pun memanfaatkan waktu sebulan ini buat sering-sering ikutan sparring lawan kelas lain, belajar power-shoot nendang-nendang bola futsal di halaman belakang rumah, dan mempelajari strategi pertahanan dan penyerangan futsal lewat youtube. 

Gue nggak pernah gengsi buat berguru pada temen gue yang lebih jago. Hilmy dan Sofyan, dua tim inti VOC, dengan berbaik hati mengizinkan gue berguru pada mereka. (semoga mereka nggak khilaf). Perjuangan gue dengan berlatih dan berlatih dengan keras, sambil makan So Nice, ternyata membuahkan hasil. Permainan gue semakin membaik saat hari H Tarkas.